Selasa, 13 Oktober 2009

BAHAYA GANJA

Bahaya ganja

Semakin banyak kes dilaporkan bahawa penghisap ganja menghadapi kesusahan untuk berhenti daripada tabiat mereka.Ini adalah akibat penggunaan ganja yang dikatakan menyeronokkan.Penghisap ganja terpaksa menambah jumlah ganja yang dihisap kerana daya tahan mereka terhadap dadah tersebut meningkat.

Penghisap ganja tidak dapat mengawal jumlah ganja yang digunakan.Hidup mereka tertumpu kepada ganja dan mereka terus menggunakannya walaupun tanda-tanda ganja merosakkan mereka.Ini merupakan bukti bahawa pergantungan secara psikologikal telah berlaku.

Terdapat juga bukti yang menunjukkan bahawa gejala tarikan seperti marah-marah,tidak boleh tidur,sakit perut dan hilang selera makan berlaku kepada penghisap ganja kronik yang cuba untuk berhenti menghisap ganja.Ini menunjukkan bahawa ganja juga boleh mendatangkan pergantungan secara fizikal.


Suatu penelitian tentang ganja dan kesehatan jiwa menyebutkan bahwa penggunaan narkoba meningkatkan risiko timbulnya sakit jiwa hingga lebih dari 40 persen. Para dokter, sebagaimana dimuat “The Lancet”, minta pihak-pihak yang berwenang untuk masalah kesehatan, mengingatkan kaum muda tentang risiko ganja terhadap pikiran.

Kesimpulan tersebut berdasarkan tinjauan terhadap 35 penelitian yang meneliti frekwensi sizofrenia, khayalan, halusinasi, kekacauan pikiran dan sakit kejiwaan lainnya yang dialami para pemakai ganja. Pengguna ganja ternyata 41 persen lebih mungkin mengalami hal-hal tersebut dibanding mereka yang tak pernah merokok. Risikonya relatif bertambah seiring banyaknya pemakaian.

Pemakai yang sangat sering menghisap ganja dua kali lebih besar kemungkinannya mengalami gejala itu dibanding yang bukan pemakai. Studi itu juga mengamati risiko depresi, kegelisahan dan kondisi emosional lainnya, namun belum ada bukti yang pasti untuk mengaitkannya dengan ganja.

Para penulis laporan itu mengatakan bahwa mereka telah berusaha sebaik mungkin namun tetap ada kemungkinan bahwa penelitian itu terpengaruh “faktor-faktor pengacau” yang sudah biasa ada dalam penelitian tentang pengaruh ganja.

Namun, laporan tersebut mengemukakan bahwa sekarang telah ada bukti yang pasti untuk memperingatkan kaum muda bahwa narkoba dapat menyebabkan sakit jiwa. “Para pembuat kebijakan harus memberikan peringatan terhadap masyarakat tentang bahaya ganja. Kami yakin bahwa sekarang ada cukup bukti untuk mengumumkan kepada masyarakat bahwa penggunaan ganja dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit jiwa di kemudian hari,” katanya

Di Inggris, 40 persen orang dewasa muda dan remaja pernah memakai ganja. Jika dihitung-hitung, sekitar 14 persen kasus kejiwaan kaum muda di Inggris dapat dihindari jika tidak ada pemakaian ganja. Penelitian itu dipimpin Theresa Moore dari University of Bristol, dan Stanley Zammit dari Cardiff University.

Mereka tak memasukkan penelitian terhadap orang yang kecanduan atau yang punya catatan masalah kejiwaan, selain mengabaikan pasien yang mendapat ganja saat pengobatan medis serta tak memasukkan narapidana sebagai sampel. Masalah besar bagi penelitian tersebut adalah ganja merupakan barang terlarang sehingga kekuatan dan dosisnya bermacam-macam, berbeda dengan tembakau yang merupakan barang resmi, demikian laporan AFP yang dilansir Antara.